Minggu, 20 Februari 2011

Tarap Tarap Sarapp

Kadang saya merasa saya adalah seorang tokoh seperti difilm angus dimana aktor utama yang bernama georgia menerapkan hukum karet untuk menarik seorang cowok ke pangkuanya dengan cara mengajak dave si kocak dalam acara konser stiff dyllan dimana basisist stiff dyllan robbie adalah cowok yang lama ditaksir georgia. Dalam film itu georgia tak berhasil menarik perhatian robbie, bahkan robbie sebetulnya cemburu buta oleh kedatangan georgia dengan dave. Dan setelah dave tau bahwa georgia hanya memanfaatkan dave untuk memancing robbie serontak dave marah dan menjauhi georgia. Walaupun ending cerita yang dialami georgia dan saya gak sama but kalo liat film itu jadi keinget betapa bodohnya saya.
Surely, memang hidup ini memberi banyak warna buat hidup saya yang tak berwarna. Sebagai cewek yang bebas (dibaca:jomblo) seperti saya mungkin menulis, chating, baca buku, traveling menjadi hal yang wajib dilakukan ditengarai banyaknya waktu saya yang terbuang percuma dan gak produktiv ini. Bagi saya mengisi waktu dengan berangan-angan menjadikan saya mempunyai banyak imajinasi yang tercurahkan disetiap sentuhan-sentuhan dikeyboard saya.
Beberapa judul film dan beberapa judul novel karangan beberapa novelis nangkring dilaptop 14 inch ini. Obsesi jadi seorang fotografer sekaligus jadi seorang jurnalis memang menuntut saya untuk tak jauh-jauh dari sini. Tahun ini beberapa buku berniat saya beli guna menegaskan saya untuk total disini. Bukan materi atau buku sebagai pelengkap karena saya ingin total disini, namun mereka bisa jadi motivator buat saya melangkah disini (disini-sini mulu kapan nyampenya). Tak ada kata terlambat buat mulai sebuah langkah karena seribu langkah tak kan tercipta bila kita tak memulainya dari selangkah demi selangkah, bukan begitu!
Kembali ke kehidupan pribadi. Sebenarnya saya gak sedikitpun berniat bicara tentang cinta, hubungan khusus antara saya dan beberapa masa lalu saya yang selalu, jujur mereka masih jadi bayang-bayang didalam sini. Lagipula tak ada hal yang lebih menarik untuk saya kupas selain kisah percintaan. Walau, hal itu bukanlah yang paling menarik untuk diperbincangkan disini. Namun selalu saja saya mendapatkan bahasa yang berbeda setiap harinya untuk mengungkapkan sebuah kisah yang sama. Entah, ini karena saya selalu ingin menceritakan dan mengingatnya, atau kisah ini memang tak mau lepas dari ingatan saya. bila saya bisa bercakap-cakap dengan hermione granger di film harry potter mungkin dari dulu saya sudah minta dia untuk menyihir saya dengan mantra obiviatenya.
Terkadang (lagi) saya juga merasa seakan-akan saya adalah tokoh ina mangkusumo dalam novel raditya dika marmut merah jambu yang rilis tahun lalu itu. Saya teringat beberapa yang diceritakan dika saat ia mengajak ina jalan, bercanda seperti layaknya teman yang akrab satu sama lain. Namun apa yang diberikan ina kepada dika saat disekolah sangatlah berbeda, seolah dika berasal dari planet lain dengan kasta yang berbeda. Saat membaca itu saya mengklaim diri saya jadi cewek jahat, udah bodoh jahat lagi. Nah lo satu kategori lagi dapet piring rombeng deh lo.
Duh!lupa lagi tema tulisan ini bukanya tentang cinta yak!jadi nyrempet kemana-mana nih. Dasar abis baca blognya dikasih jadi ketularan ga benernya. Memang saya gak sevulgar raditya dika seorang penulis idola saya yang ngomong-ngomong kata-kata sronok sembarangan. Dalam kategori seorang cewek seperti saya memang jadi kliatan jadi mahluk planet kalo omonganya ga bener kaya raditya dika. But, I’ts Me. Pernah suatu ketika saya berniat menjadi seorang yang biasa-biasa layaknya cewek-cewek pada umumnya (cewek-cewek pada umumnya sih kaya apa saya juga gak tau). Sok sotoy jadi cewek, hari itu ujian mata kuliah psikologi pendidikan. Saya membaca sebuah bab yah pokoknya ada kata-kata introvert dan ekstrovert gitu-gituan dah. Nah setelah saya baca-baa nih kayak-kayaknya saya masuk ekstrovert. Entah dateng darimane tuh ilham sampe saya masukin saya ke golongan orang ekstrovert. Pede amat jadi cewek. Nah dari buku itu dikatakan bahwa kebalikan dari orang ekstrovert adalah orang introvert. Nah!ini dia maka saya berfikir untuk menjadi seorang cewek yang normal maka bersikaplah introvert!maka saya membaca gimana sih jadi orang introvert tuh. Browsing kemana-mana dan baca sana-sini, akhirnya saya menyimpulkan beberapa sifat yan biasa dilakukan orang-orang introvert:
1.       Orang introvert lebih suka menyendiri
2.       Orang introvert cuek dengan orang-orang disekitarnya
3.       Orang introvert membuat dunia sendiri ditengan kawan-kawanya
Dengan patokan 3 buah jimat itu maka dimulailah sebuah minggu introvert bagi saya. saya ingat hari itu, hari dimana ujian praktikum pendidikan IPA saya sampai dikampus sekitar jam setengah tujuh lebih beberapa menit. Saat itu seperti biasa bangku paling pojok adalah bangku yang paling saya incar sebagai posisi paling strategis dimana posisi itu memungkinkan beberapa wangsit dari mbah google mampir diotak saya saat beberapa pertanyaan buntu mendera batin saya. beberapa barisan depan kosong. Seperti biasa waktu ujian seperti ini bahkan saat kuliah sekalipun bangku terdepan selalu saja kosong. Sudah menjadi kebudayaan anak kuliah jaman sekarang dimana-mana gak ada yang mau duduk dideret paling depan, termasuk saya juga sihJ
Jam tujuh tiga puluh tepat, dan sang dosenpun masuk ke kelas kami dan barisan pertama dari bangku paling belakang seperti sayalah yang menjadi sasaran empuk untuk pindah kedepan. Dengan muka sok cool akhirnya saya pindah ke bangku paling depan sendiri. Dimana kawan-kawan lain memilih bangku nomor dua dari depan, dengan pede dan santainya saya memilih bangku pojok paling depan belakang meja dosen. Hari itu saya berfikir, dibelakang meja dosen biasanya jarang diduduki, selain dekat dengan AC, di belakang meja dosen itu juga tak ada tempat duduk buat sang dosen nangkring disitu. Setelah beberapa pertimbangan dengan menggunakan pemikiran berdasarkan metode ilmiah dan observasi akhirnya saya memutuskan untuk nangkring dimeja belakang dosen. Tak disangka tak dinyana ternyata hipotesis dari hasil pengamatan dan analisis data dengan metode ilmiah yang saya lakukan salah besar. Sang dosen ngambil kursi dan dengan muka inocentnya ia duduk didepan saya. wah scoby doo ki, dan ujian hari-hari introvert itupun saya lewati dibelakang ibu dosen yang bermuka inocent itu, ah damn sekali rasanya!
Sedikit tentang introvert dan itu. Tak lagi-lagi pede dan nebak-nebak pake metode ilmiah lagi deh! Sebagai seorang cewek bodoh seperti saya memang sih kalo lagi pas meragain gaya ngomong didepan cermin terkadang saya mikir kok ada ye orang kayak saya. seorang cewek cuek, jorok, sembarangan, n satu lagi yang selalu jadi bahan dimane-mane yaitu muka childish n tampang oon dimana-mana. Berfikir lagi mesti tar kalo punya pacar, ntar ye pacar saya jadi orang yang ngarasa paling beruntung bisa milikin saya sebagai kekasihnya (pede amit deh ni cewek J)
Setiap orang baik cewek o’on kaya saya juga manusia. Saya cewek lo, juga manusia perlu digaris bawahi pada kata manusia, kalo perlu dieja M-A-N-U-S-I-A. Bukan panusia, atau malingsia, eh malesia. Bisa juga sih disebut dengan nama ilmiah manusia atau Homo sapiens, yak Homo sapiens lo ya bukan Homo Homini Lupus, itu apa yak! Entahlah lupakan. Sebagai seorang Homo sapiens atau manusia saya juga mempunyai kehidupan impian dimasa depan. Seperti kebanyakan emak-emak yang lebih nggandrungi sinetron saya sebagai seorang ABG tentu tak kalah jua dengan emak-emak bedanya saya dengan emak-emak adalah saya adalah kecenderunganya. Mengapa? Karena eh karena saya berbeda dengan emak emak (muter-muter ae loh). Bedanya saya dan emak emak saya lebih menyukai film daripada sinetron yah biar agak keliatan modern dikitlah. Biarpun jadi penggemar film lantas semua film saya embat bage milih kucing dalam kantung terigu (kasian kucingnya mesti warnanya putih semua). Saya lebih suka film luar indonesia daripada beberapa film indonesia yang menurut saya mempunyai beberapa kategori seperti yang bang radit bilang dalam novelnya marmut merah jambu. Bang dika bilang bahwa genre perfiman indonesia dibagi menjadi dua yaitu film seks atau film hantu-hantuan atau kemungkinan ketiga bang dika bilang calon genre baru adalah film hantu ngeseks. Selain ending mudah ditebak beberapa film di indonesia seperti yang bang dika pernah bilang judulnya jorok-jorok bahkan sangat jorok dan berhubungan dengan lubang, masukin lagi, mas suka masukin aja, atau yang terang terangan kayak satu lubang rame-rame. Kalau bang dika pikir bahwa satu lubang rame-rame adalah permainan karambol saya justru berfikir hal lain. Saya malah berfikir ini adalah permainan bola dimana kisah difim itu adalah seorang cewek yang lagi nyamar jadi cowok dan masuk kedalam tim sepakbola. Nah sicewek itu kemudian jadi kiper dalam sebuah tim sepakbola. Nah pada waktu lagi pertandingan bola nih si cewek ternyata wignya lepas dan akhirnya para pemain bola terbelalak oleh kecantikan si cewek dan ending ceritanya kedua tim rebutan masukin bola ke gawang si cewek nah jadi tuh kisah satu lubang rame-rame. Nah dari situlah saya jadi sok-sokan suka film luar walo terkadang kendala bahasa menyelimuti, untuk yang satu ini boleh kali sesekali ga jadi orang yang cinta produk dalem negeri.
Tapi film indonesia satu ini beda. Film ini adala salah satu film yang menginspirasi saya. Entah baik dari segi cerita, pemain, sampe ke ending cerita sangat sangat ngalir. Bahkan ending cerita yang saya tebak anggap aja saya nebak A ternyata jawabnya B. Inilah cerita impian saya menemukan sosok cowok yang mempunyai tipikal kayak Oka Antara yang berperan jadi Hari dalam Filmya Hari untuk Amanda. Bukan Oka Antaranya yang bikin saya ngefans sama film ini. Namun, tipika yang dimainin Oka Antara sebagai Hari dalam film ini memberi saya gambaran bahwa cowok kaya gini adalah cowok impian saya J. Entah (lagi) kapan saya bisa melihat mimpi itu jadi kenyataan. Punya seorang pacar kayak hari dalam film itu merupakan sebuah impian dan harapan. Saya gak malu bilang ini karena setiap orang boleh dong bermimpi.hihihi...