Jumat, 21 Januari 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR


DROSOPHILLA MELANOGASTER

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Drosophila melanogaster meupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam filum Artropoda kelas Insekta bangsa Diptera, anak bangsa Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks), seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa), suku Drosophilidae, Jenis Drosophila melanogaster di Indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku drosophilidae (Wheeler, 1981). Drosophila melanogaster yang sering ditemukan di Indonesia dan Asia adalah Drosophila melanogaster ananasae, kikawai, malerkotliana, repleta, hypocausta, imigran,dll.
            Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segemn ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
           Drosophila memiliki warna tubuhkuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. betina memilki ukuran panjang sekitar 2,5 mm dan yang jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina. pada jantan, bagian tubuh belakang lebih gelap. pada Drosophila yang liar memilki mata berwarna merah.







BAB II
DASAR TEORI


            Drosophila Melanogaster merupakan jenislalat buah yang dimasukkan ke dalam :
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Antropoda
Ordo                : Diptera
Famili              : Drosophilia
Upafamili        : Drosophilinae
Genus              : Drosophila
Upagenus        : Sophophora
Grup Spesies   : Grup Melanogaster
Upagrup Spesies         : Subgrup Melanogaster
Spesies komplek          : Melanogaster
Spesies                        : Drosophila Melanogaster

            Drosophila Melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke alam ordo Diptera (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan . Drosophila Melanogaster populer karena sangat mudah berkembang biak / hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya, mudah pemeliharaannya, serta memiliki variasi fenotip yang relatif mudah di amati.
            Lalat atau Drosophila baik disadari atau tidak, telah hadir dalam setiap lingkungan. Dalam penelitian objek tentang lalat, orang pertama yang meggunakaSSn lalat buah (Drosophila Melanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan “pautan seks” dan gen rekombinan.
            Selama musim panas Drosophila telah hadir dalam kehidupan. Drosophila Melanogaster terdapat di semua bagian dunia. Biasanya, Drosophila Melanogaster ini mengerumuni buah- buahan yang ranum dan tempat-tempat sampah. Dalam pembiakan Drosophila  yang pertama kita butuhkan adalah media. Dalam pembuatan medium, sebaiknya digunakan air suling karena air suling bebas dari bakteri yang dapat mempercepat proses pembusukan medium biakan. Keasaman pH medium juga penting bagi pertumbuhan  organisme, terutama kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh ph. Pada saat makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terbanyak saluran, maka pertumbuhan  biakan dapat dikatakan baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada botol atau pada kertas tissue di dalam botol. Disisnilah larva akan meletakkan diri pada tempat kering dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna yaitu: telur-larva instarI-larva instarII-larva instarIII-pupa-imago.
            Ciri-ciri Drosophila antara lain warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil antara 3-5mm, urat tepi sayap(costal vein) mempunyai dua bagian yang terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu, memiliki  7-12 percabangan. Croovein Posterior umumnya lurus,tidak melenngkkung. Mata majemmuk berbentuk bulat agak eleps dan berwarna merah, Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala denan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan mata majemmuk.
 Thorak berbulu-bulu dengan warna dasar putih,ssedanngkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.Sayap panjang,,berwarna transparan,dan posisi berbulu pada Thoraks. Drosophilla memiliki ciri morfollogi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada Drosophilla jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomenya dan memiliki sisir kelamin,sedangkan pada yang betina ukuranya relative lebih besar.memilliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin merupakan hewan yang bersayap,berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat bantu seprti luv ataupun kaca pembesar.
  Pada Drosophilla jantan dan betina mudah dipisahkan dalam benttuk sehmen ssegmen abdomen. Abdomen btina mempunyai ujung meruncing dan pula garis-garis yang berbeda daripada abdomen jantan.Kelamin  lalat ditentukan ssebagiam kromosom x yang dimiliki individu lalat betina akan memiliki 2 kromosom x,sedanngkan lalat jantan harus memilliki 1 kromosom x ditanbah 1 y heterokromatik. Pada lalat buah kromosom y tidak memiliki peranan prenting dalam penentuan jeni kelamin pada kromosom Drosophillia hanya ssedikit gen yang aktif.
Tautan seks pada Drosophilla melalui penyilangan lalat betina bermata merah dengan lalat jantan berwarna putih. Morgan menyatakan bahwa gen atau sifatyang tergantung pada kromosom seks disebut pautan  seks/tautan seks.
Berdasarkan hasil setelah dilakukan peslangan maka di dalam kromosom y tidak terdapat gen yang bertanggung jawab atas warna masa dan faktor warna  mata merah demikian terhadap seks warna putih.
Faktor-faktor mempengaruhi Drophllia:
1.      Suhu Lingkungan
Siklus hidp lalat Drosophillia Melanogaster 8-11 hari dalam kondisi ideal(pada suhu 25-28 c).Suhu ini adalah suhu optimal yanng diperlukan oleh lalat buah untuk tumbuh dan berkemnbang.Pada suhu rendah 18o c,relatif lama siklus hidupnya dan lambat sekitar 18-20 hari.Pada suhu tinggi 30oC dewasa tanngtumbuh asam steril.
2.      Ketersedian Media Makanan
Jumlah telur akan menurun apabila makanan lalat buah dewasa yang kekurangan makanan.Lalat buahbdewasa yanng kekurangan makanan akan menghasilkan larva yang kecil.Larva ini mapu membentuk pupa kecil tapi sering kali gagal menjadi ondividu dewasa(Shorrocus,1972).
3.      Tingkat Kepadatan Botol pemeliharaan
Botol sebaiknya diisi buah yang cukup dan tidak tterlalu padat.Pada Drosophllia Melanogaster dengan kondisi ideal dimana cukup ruang,individu dewasa hidup sampai kurang 40 hari. Jika terlalu padat akan menyebabkan menurunya produksi telur dan meningkatkan jumlah kematian individu dewasa.
4.        Intensitas Cahaya
       Pada Drosophillia Melanogaster menyukai yanng rremang –remang dan akan mengalami pertumbuhan lambat selama berrdaa di ttempat yang gelap.











BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


1. WAKTU DAN TEMPAT
                        a. Waktu          : Rabu, 07April 2010
                        b. Tempat        : Laboratorium mikroskopis Biologi UNY
2. ALAT DAN BAHAN
                        a. pengamatan morfolologi Drosophila Melanogaster
                                    - Media / makanan (buah-buahan yang telah masak)
                                    - Drosophila Melanogaster
                                    - Botol vial / botol selai
                                    - Penutup gabus kecil
                        b. Pengamatan siklus hidup Drosophila Melanogaster
                                    - Cawan petri
                                    - Mikroskop
                                    - kuas
                                    - Drosophila Melanogaster
                                    - Chloroform
            3. Langkah Kerja
                        a. Menyiapkan botol vial/botol bekas selai, media dan penangkapan
                                    1). Mengerok dengan sendok pisang yang sudah matang sehingga menjadi halus dan memasukkannya ke dalam botol kaca yang sudah disiapkan seperlima dari volume botol medium.
2). Membiarkan botol yang berisi kerikan pisang dalam keadaan terbuka selama 1 hari di tempat terbuka(tahap penangkapan lalat Drosophila).
3). Menutup botol dengan sumbat gabus.

b. Pengamatan Morfologi Drosophila Melanogaster
1). Mengambil beberapa alat dari botol kultur dan memindahkan dalam cawan petri yang dilengkapi dengan kapas yang ditetesi eter, melakukan pembiusan sekitar 30 detik.
2). Mengamati lalat yang sudah dalam keadaan pingsan selama 30-60 detik di bawah mikroskop.
3). Memasukkan kembali lalat ke dalam cawan petri apabila pengamatan belum selesai dan lalat sudah sadar.
4). Melakukan  pengamatan tentang jenis kelamin, mata, sungut, kepala, torax, Abdomen, dan sayap.
c. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila Melanogaster
1). Menyimpan lalat buah di ruangan yang teguh dan terhindar dari sinar matahari langsung. Menjaga suhu dalam botol pada suhu ruangan.
2). Membuang medium yang terkontaminasi dengan menggunakan sendok, jika kontaminasi jamur melebihi batas.
3). Mengamati kultur paling sedikit dua kali sehari. Mencatat dalam lembar pengamatan pada saat muncul fase pertumbuhan tertentu, hari, tanggal, waktu, dan kondisi kultur.
4). Mendeskripsikan dalam lembar pengamatan tentang perkembangan pada setiap fase pertumbuhan lalat buah.
5). Mengeluarkan lalat buah pparental dari botol ketika pupa pertama muncul agar pengidentifikasian lalat buah filial tidak tertukar dengan lalat buah parental.
6). Mengamati hingga muncul imagopertama.





BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN


A.       DATA PENGAMATAN
GAMBAR
KETERANGAN

Jenis kelamin: betina
Mata:
-          berwarna merah
-          bentuk bulat agak lonjong

Sungut:
-          bercabang-cabang kecil
-          terdiri dari 7 cabang kecil

Kepala:
-          berbentuk bulat
-           berwarna hitam

Torax:
-          Berbulu halus
-          Memiliki warna dasar putih

Abdomen:
-          Memiliki ujung yang lancip
-          Bersegmen 7 dengan garis-garis hitam

Sayap:
-          Panjang
-          Berwarna hijau transparan

1.         Pengamatan Morfologi Drosophila Melanogaster
GAMBAR
KETERANGAN

Jenis kelamin: jantan
Mata:
-          berwarna merah
-          bentuk bulat agak lonjong

Sungut:
-          bercabang-cabang kecil
-          terdiri dari 8 cabang kecil

Kepala:
-          berbentuk bulat
-           berwarna hitam


Torax:
-          Berbulu halus
-          Memiliki warna dasar putih

Abdomen:
-          Memiliki ujung yangtumpul
-          Bersegmen 5 dengan garis-garis hitam

Sayap:
-          Pendek
-          Berwarna hijau transparan






















2.      Pengamatan Siklus Hidup Drosophila Melanogaster
Hari
Pengamatan
Lama Fase
Ciri-ciri
Gambar
I
24 April 2010
Telur
± 20 jam
-bentuknya seperti bercak-bercak berwarna putih

II
25 April 2010
Larva instar I
2 hari
-berwarna putih
-bersegmen
-lebih menyerupai belatung

III & IV
26-27 April 2010
Larva instar II
4 hari
-bentuk sama dengan larva instar I, tetapi pergerakannya lebih aktif

V
28 April 2010
Larva instar III
5 hari
- Mulut berwarna hitam seperti sungut
-bergerak lebih aktif merayap ke atas botol
-ukuran lebih besar

VI
29 April 2010
Pra-pupa
6 hari
-Tubuhnya memendek
-berwarna putih
-tidak bergerak (diam)

VII-VIII
30April-1 Mei 2010
Pupa
8 hari
-berwarna putih-kecokelatan
-tidak bergerak (diam)
-segmen tubuh lebih terlihat jelas

IX
2 Mei 2010
Imago
9 hari
-telah menyerupai bentuk Drosopilla tetapi dengan ukurannya kecil
-sayap belum terbentang


Tanggal lalat buah parental dimasukkan ke dalam botol          : 23 April 2010
Jumlah lalat buah parental dalam botol                                    : ± 8 ekor
Tanggal lalat buah parental dikeluarkan dari botol                   : 30 April 2010


BAB V
PEMBAHASAN
      
       Praktikum kali ini berjudul tentang Drosophila Melanogaster adapun tujuan praktikum kali ini dibagi menjadi dua. Pertama adalah pengamatan morfologi dorsophila melanogasteradapun bagian yang diamati meliputi morfologi dorsophilla melanogaster secara umum dan membedakan dorsophilla melanogaster jantan dan betina. Yang kedua meliputi pengamatan siklus hidup dorsophilla melanogaster. Adapun bagian nyang diamati dalam pengamatan ini adalah tahapan-tahapan dalam siklus hidup dorsophilla melanogaster, kemudian mengamati berapa lama waktu pada tiap tahapan siklus hidup, dan yang terakhir adalah mengamati cara menangani dan memelihara dorsophilla melanogaster.
Adapun alat bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini meliputi media/makanan yang berupa buah-buahan yang telah masak, lalat dorsophila melanogaster, botol vial/botol selai, dan penutup gabus steril. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi cawan petri, mikroskop, kuas, dan chloroform.
       Langkah kerja dalam praktikum ini juga dibagi menjadi dua pada pengamatan secara morfologi pertama mengambil beberapa lalat dari botol kultur yang kemudian dilakukan pembiusan selama 30 detik. Setelah itu lalat yang telah dalam keadaan pingsan diamati dibawah mikroskop untuk diamati bagian-bagian tubuh lalat. Adapun bagian tubuh yang diamati adalah kepela, mata, sungut abdomen, torax dan sayap yang bertujuan mengetahui jenis kelamin.
       Pada pengamatan siklus hidup Dorsophilla melanogaster dilakukan dengan pemeliharaan lalat buah dengan cara lalat disimpan dala ruangan yang teduh dan terhindar dari sinar matahari serta suhu botol dijaga pada suhu ruangan yang bertujuan untuk menghindari serangan jamur. Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan berkala yang dilakukan paling sedikit dua kali sehari dan mencatatnya dalam tabel pengamatan serta dideskripsikan dalam lembar pengamatan.
       Pada pembahasan ini praktikan membagi pembahasan menjadi dua sub pokok bahasan yaitu:
a.       Pengamatan morfologi dorsophilla melanogaster
Pada pengamatan Drosophilla sp. pada jantan yang pertama diketahui bahwa mata drosophilla berwarna merah,bentuk mata agak lonjong,memiliki sungut bercambang kecil yang terdiri dari 8 cabang kecil. Kepala lalat buah pada jantan berbentuk bulat dan berwarna hitam,torax memilliki bulu halus dan berwarna dasar putih, abdomennya memiliki ujung yang tumpul dengan swegmen 5 bergaris-garis hitam. Drosophila melanogaster memiliki sayap transparan yang berwarna hijau dan pendek. Sedangkan pada lalat Drosophiili Melanogaster  betina memiiki ciri morfologi mempunyai  Mata yang berbentuk bulat agak lonjong dan berwarna merah, mempunyai sungut yang bercabang-cabang kecil dan terdiri dari 7 cabang kecil. Drosophila Melanogaster  betina mempunyai kepala yang berbentuk bulat dan berwarna hitam. Sedangkan untuk thoraknya mempunyai bulu halus dan mempunyai warna dasar putih. Pada abdomen Drosophila Melanogaster betina mempunyai ujung yang lancip dan bersegmen  7  yang ditandai dengan garis-garis berwarna hitam. Sedangkan sayap pada Drosophila Melanogaster betina memiliki sayap yang panjang dan berwarna hijau transparan. Hasil ini sesuai dengan literatur yang ada.
b.      Siklus hidup Drophilla Melanogaster
       Dalam pengamatan siklus hidup Drosophila melanogaster, langkah awal yang kami lakukan  adalah dengan menyimpan lalat buah di ruangan yang teduh dan tergindar dari sinar matahari langsung. Menjaga suhu dalam kultur tetap pada suhu ruangan, dalam pengmatan ini kemungkinan akan terjadinya kontaminasi jamur. Jika kontaminasi jamur melebihi batas, medium yang terkontaminasi dapat dibuang dengan sendok. Selanjutnya, mengmati kultur paling sedikit dua kali sehari dan mencatat pada saat muncul fase pertumbuhan tertentu, hari tanggal, waktu, dan kondisi kultur dalam lembar pengamatan. Kemudian mendeskripsikan perkembangan pada setiap fase pertumbuhan lalat buah dalam lembar pengamatan. Pengamatan ini dilakukan hingga muncil imago pertama.
       Pada saat pengamatan, agar pengidentifikasian lalat buah filial tidak tertukar dengan lalat buah parental, maka ketika muncul pupa pertama, kami mnegeluarkan lalat buah parental dari botol. Menurut literatur yang ad, terdapat  beberapa keuntungan sehingga lalat buah banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian genetik, di antaranya :
1.      Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat.
2.      Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
3.      Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.
4.      Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
5.      Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “Giant Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
6.      Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.
7.      Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago).
Pada pengamatan ini, kami mengganti media di dalam botol media. Karena lalat yang telah dimasukkan ke dalam botol media, setelah pengamatan yang pertama banyak yang mati dan tidak layak lagi digunakan sebagai media pengamatan siklus hidup. Karena kemungkinan pada saat pembiusan pengamatan morfologi dengan pemberian eter terlalu banyak. Sehingga, media dalam botol akhirnya harus diganti dengan pisang busuk yang dilumatkan. Kemudian, penangkapan lalat pada  hari Jumat tanggal 23 April 2010,  lalat dimasukkan ke dalam botol media kurang lebih pada pukul 13.00. Jumlah lalat yang dimasukkan ke dalam botol media sekitar 8 ekor, dilihat dari ukuran tubuh maka dipastikan bahwa di dalam botol telah terdapat lalat buah jenis kelamin betina dan jantan. Pada tanggal 24 April 2010 sekitar pukul 09.00 mulai ditemukan adanya beberapa bercak-bercak putih. Menurut literatur, bercak-bercak putih berukuran kurang dari 0.5 mm tersebut tidak lain adalah telur dari Drosophila melanogaster.
Kemudian pengamatan dilanjutkan lagi hingga pada tanggal 25 April 2010, telur-telur lalat buah telah berubah bentuk menjadi semacam belatung kecil berwarna putih dan tubuhnya bersegmen-segmen. Pada saat ini lah yang disebut larva instar I yaitu saat menginjak usia 2 hari, ukurannya kurang lebih 0,5mm dan terlihat adanya sedikit pergerakan. Pada hari berikutnya terlihat adanya perubahan pada pergerakan larva instar I yang semakin aktif yaitu pada hari ke-3 tetapi dalam hal ini ukuran tubuhnya masih terlihat sama, inilah yang disebut larva instar II. Perubahan seperti ini berlangsung hingga hari ke-4 pengamatan. Pada hari ke-4 inilah, terlihat adanya kontaminasi jamurpada media botol, hal ini terjadi karena media makanan pisang telah busuk dan berair di dalamnya. Hari berikutnya pada tanggal 27 April 2010, ukuran larva makin bertambah besar dan segmen-segmen pada tubuhnya semakin terlihat, perubahan inilah yang disebut fase larva instar III. Perubahan lain yang terlihat yaitu pada mulut larva tampak jelas lebih hitam dibandingkan hari-hari sebelumnya. Hal ini sesuai pendapa Silvia (2003), bahwa larva Drosophilla berwarna putih, bersegmen, berbetuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam dekat kepala. Pergerakan larva instar III ini sangat aktif di atas media maupun di dinding botol.
Pada hari yang sama larva instar III terus  melakukan pergerakan hingga bagian atas botol. Menurut Ashburner (1985) merujuk pada http://zarzen.wordpress.com bahwa sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap keatas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Pada saat pengamatan hari ke-6 larva mengurangi pergerakannya dan diam menempel pada bagian dinding atas botol. Larva instar III ini mulai berubah menjadi prepupa yang berwarna putih dengan ukuran tubuh nampak memendek, saat fase ini tidak terjadi adanya pergerakan (diam). Pada hari ke-7 yaitu pada tanggal 30 April 2010 prepupa kemudian berubah menjadi fase pupa dengan ditandai adanya perubahan yaitu pada warna tubuhnya yang sedikit kecoklatan dan segmen tubuh yang lebih terlihat jelas. Pada saat fase pupa ini kami mengeluarkan lalat buah parental dari botol, hal ini agar pengidentifikasian lalat buah filial tidak tertukar dengan lalat buah parental.  Fase pupa berlangsung hingga tanggal 1 Mei 2010. Kemudian pada hari berikutnya pupa akhirnya  telah mengakhiri fasenya dan berubah manjadi imago. Dan imago ini akhirnya muncul setelah 9 hari lamanya, dengan ciri-ciri telah menyerupai bentuk Drosophilla melanogaster tetapi ukurannya lebih kecil dan sayap belum terbentang.
Pada pengamatan yang kami lakukan waktu yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk siklus hidup hingga menjadi imago adalah 9 hari. Lamanya perubahan telur menjadi imago dipengaruhi oleh kondisi  masing-masing praktikan seperti pemberian intensitas cahaya (botol diletakkan di tempat gelap atau terang).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:
1.      Suhu Lingkungan
2.      Ketersediaan Media Makanan
3.      Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
4.      Intensitas Cahaya

Pada literatur disebutkan bahwa Drosophila Melanogaster mempunyai siklus hidup selama 8 sampai 14 hari. Hal ini sesuai dengan percobaan yang kami lakukan yatu selama 9 hari.
BAB V
KESIMPULAN

1. Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah; telur – larva instar I – larva instar II – larva instar III – prepupa – pupa – imago
2. Lama fase telur sekitar 20 jam, larva instar1 sekitar 2 hari, larva instar 2 sekitar 4 hari, larva instar 3 sekitar 5 hari, prepupa 6 hari, dan pupa 8 hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 9 hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.
3. Dalam memelihara Drosophila melanogaster, botoL media diusahakan berada pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25°C. Selain itu, perlu diperhatikan ketersediaan media makanannya. Jumlah Drosophila melanogaster yang dimasukkan ke dalam botol cukup beberapa pasang saja sehingga memberikan ruang pada Drosophila melanogaster untuk hidup. Botol media juga sebaiknya diletakkan di tempat dengan cahaya remang-remang yang tidak terlalu besar intensitas cahayanya.










BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press
Hartwell,L.H, Hood, L.,Goldberg,.,Reynolds, Silver, Veres. 2004. Genetics From Genes To Genoms second edition. New Delhi: McGraw-Hill Publishing Company LTD
Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster. California: Academic Press Inc
Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran
Yatim, Wildan. 1991. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito
http://zarzen.wordpress.com diakses pada tanggal 24 April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar