Jumat, 21 Januari 2011

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR


”STRUKTUR TUMBUHAN DIKOTIL DAN MONOKOTIL

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Tumbuhan tingkat tinggi digolongkan ke dalam kingdom Plantae. Kingdom ini sudah ada sejak manusia pertama sekali melakukan klasifikasi makhluk hidup. Kingdom plantae memiliki sel yang bertipe eukariotik (memiliki membran nukleus). Sel eukariotik terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan multiseluler.
Tumbuhan memiliki stuktur dan fungsi jaringan yang berbeda dengan hewan, persamaan antara sel hewan dan tumbuhan adalah keduanya memiliki organel-organel di dalam sitoplasmanya. Tumbuhan tingkat tinggi yang dimaksud disini adalah tumbuhan yang mempunyai bunga dan menghasilkan biji, yaitu Spermathopytha yang terdiri dari Gymnospermae dan Anggiospermae. Pada kelas Anggiospermae dibagi menjadi dua kelompok yaitu monokotil dan dikotil.
Stuktur tumbuhan Spermatupyhta tersusun atas dua sistem organ utama, yaitu akar dan batang. Daun dan organ-organ reproduktif termasuk ke dalam bagian batang, yang dibahas secara terpisah dari akar dan batang. Organ-organ lain dapat digolongkan sebagai organ sekunder karena terbentuk dari modifikasi organ pokok. Beberapa organ sekunder dapat penting, yaitu: bunga, buah, biji dan umbi. Tiga yang pertama disebut sebagai organ reproduktif atau seksual karena mutlak diperlukan dalam reproduksi seksual.

  1. KAJIAN PUSTAKA
Tumbuhan biji merupakan golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi, yang sebagai ciri khasnya ialah adanya suatu organ yang berupa biji. Divisi tumbuhan biji klasik dibedakan dalam dua anak divisi yaitu: tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). (Gembong Tjitrosoepomo, 2007: 7)
Tumbuhan biji tertutup biasanya dibedakan dlam dua kelas, yng masing-masing diberi nama menurut jumlah daun lembaga (cotyledo) yang dimiliki anggota-anggotanya, yaitu:
  1. Kelas tumbuhan dikotil atau tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae atau Dicotylae), yang anggota-anggotanya mempunyai biji dan lembaga yang memiliki 2 daun lembaga.
  2. Kelas tumbuhan monokotil atau tumbuhan biji tunggal (Monocotyledoneae atau Monocotylae), yang anggota-anggotanya mempunyai biji dengan lembaga yang hanya memiliki satu daun lembaga.
Kedua kelas ini memiliki perbedaan ciri yang dapat dilihat baik secara morfologis maupun anatomis dari berbagai organnya. Namun, sering dijumpai adanya penyimpangan atau perkecualian dari sifat-sifat yang dimiliki baik pada dikotil maupun pada monokotil, dalam arti bahwa di antara warga dikotil ada yang mempunyai sifat-sifat seperti terdapat pada tumbuhan monokotil, sebaliknya di antara monokotil ada pula yang mempunyai sifat-sifat dikotil. (Gembong Tjitrosoepomo, 2007: 90-92)
  1. Kelas Tumbuhan Dikotil atau Tumbuhan Biji Belah (Dicotyledoneae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri berikut:
      Ciri-ciri morfologi:
  1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan akar serta pucuk lembaga yang tidak mempunyai pelindung yang khusus
  2. Akar lembaga umbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang) yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
  3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
  4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja berseling.
  5. Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang menyirip atau menjari.
  6. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang tersebut.
  7. Bunga bersifat di-, tetra-, atau pentamer.
Ciri-ciri anatomi:
  1. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.
  2.  Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.
  3. Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral terbuka, kadang-kadang bikolateral.
  1. Kelas Tumbuhan Monokotil atau Tumbuhan Biji Tunggal (Monocotyledoneae)
Kelas Monocotyledoneae membawahi sejumlah bangsa dan suku tumbuhan yang warganya dianggap mempunyai tingkat perkembangan filogenetik yang tertinggi. Jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini dapat dikenal berdasarkan ciri-ciri berikut:
    Ciri-ciri morfologi:
  1. Berupa terna, semak atau pohon yang mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak, biasanya tidak atau tidak banyak bercabang-cabang, buku-buku dan ruas-ruas kebanyakan tampak jelas.
  2. Daun kebanyakan tunggal, jarang majemuk, bertulang sejajar atau bertulang melengkung, duduknya berseling (mengikuti rumus ½) atau membuat rozet.
  3. Bunga berbilangan 3, kelopak dan mahkota kadang-kadang tidak dapat dibedakan dan merupakan tenda bunga.
  4. Buah dengan biji yang mempunyai endosperm jarang tidak, lembaga mempunyai daun lembaga yang berubah menjadi alat penghisap makanan dari endosperm untuk lembaga sebelum dapat mencari makanan sendiri.
  5. Baik akar maupun pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung
Ciri-ciri anatomi:
  1. Akar mempunyai struktur yang terdiri atas jaringan-jaringan primer saja.
  2. Tidak adanya kambium sehingga akar tidak bertambah besar, tidak ada pembentukan jaringan baru, begitu pula pada batang.
  3. Berkas-berkas pembuluh angkut bersifat kolateral tertutup, berserakan biasanya dari pinggir ke tengah semakin jarang.

  1. METODOLOGI PENGAMATAN
Masalah    : Manakah ciri pokok tumbuhan Dikotil dan Monokotil?
Tujuan     : Mengidentifikasi ciri tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Alat dan Bahan   :
  1. Pisau/silet
  2. Loup
  3. Mikroskop
  4. Nampan plastik
Bahan: sejumlah tumbuhan Dikotil dan Monokotil dengan organ yang lengkap

Macam tumbuhan
Nampan 1
Bibit, bunga, buah dan biji dari:
1)      Kacang tanah
2)      Rambutan
3)      Kedelai
4)      Gambas
Nampan 2
1)      bibit, bunga, buah, biji dari padi, jagung
2)      daun, akar & bunga kelapa, pinang, pisang, anggrek

Cara kerja:
  1. mengamati ciri-ciri organ tumbuhan seperti tertuang pada tabel, untuk sejumlah tumbuhan pda nampan 1 dan nampan 2.
  2. Memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel.

BAB II
PEMBAHASAN

  1. DATA PENGAMATAN
Sasaran Pengamatan
Ciri ditemukan
Tumbuhan Nampan 1
Tumbuhan Nampan 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Akar
Tunggang







Serabut



Bentuk daun
Pita/ lanset




Bukan pita






Tulang daun
Menyirip






Jala










Menjari









Sejajar





Keping biji
Satu




Dua






∑ perhiasan bunga
3/ kelipatan




4/ 5/ kelipatan







Keterangan jenis tumbuhan:
(1)   Kacang tanah; (2) Rambutan; (3) Kedelai; (4) Gambas
(5)   Padi ; (6) Jagung; (7) Kelapa; (8) Pinang; (9) Pisang; (10) Anggrek

  1. PEMBAHASAN
Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil (Dicotyledonae). Kedua macam tumbuhan tersebut dapat dibedakan dari ciri-ciri morfologis  dan anatomis  dari berbagai oragannya. Beberapa ciri pokok untuk memahami  perbedaan  keduanya dapat dilihat dari sifat-sifat akar, bentuk dan pertulangan daun, jumlah keping biji,  jumlah perhiasan bunga, dan ciri anatomis daun, batang, dan akarnya.
Seperti pada pengamatan yang telah dilakukan pada berbagai jenis tumbuhan yang dibedakan  dala,m nampan 1 dan nampan 2. Dari pengamatan yang dilakukan pada tumbuhan di nampan 1 menunjukkan tumbuhan dikotil , sedangkan ciri-ciri yang ada dari tumbuhan pada nampan 2 menunjukkan bahwa tumbuhan pada nampan 2 tergolong tumbuhan monokotil.  Perbedaan yang menunjukkan tumbuhan monokotil dan dikotil sebagai berikut:
  1. Akar (Radix)
Secara umum akar  merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi  untuk memperkuat berdirinya tumbuhan. Sistem perakaran pada tumbuhan dibedakan menjadi dua sistem perakaran yaitu:
  1. Sistem akar tunggang
Jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar pokok yang berasal dari akar lembaga disebut akar tunggang (radix primaria). Susunan akar yang demikian ini biasa terdapat pada tumbuhan biji belah (Dycotyledoneae) dan tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae). Contoh pada pengamatan tumbuhan dari nampan 1 yaitu rambutan yang memiliki system perakaran tunggang.
  1. Sistem akar serabut
Adalah akar yang timbul dari pangkal batang sebagai pengganti akar primer atau akar lembaga yang mati. Jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar yang asli dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix adventicia). Dalam hal ini pada pengamatan tumbuhan nampan 2 yaitu jagung dan padi yang memiliki sisitem perakaran serabut.
  1. Daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian sebagai berikut:
  1. Upih daun atau pelepah daun ( Vagina)
  2. Tangkai daun (ptiolus)
  3. Helaian daun (Lamina)
Bangun (bentuk) daun yang kami amati pada berbagai tumbuhan di nampan 1 dan nampan 2 ada dua macam bentuk, yaitu:
1)      Lanset atau pita, yaitu jika panjang daun : lebar  daun= 3-5: 1,bentuk daun ini serupa daun bangun garis, tetapi lebih panjang lagi, seperti pada pengamatan tumbuhan di nampan 2. Dalam hal ini yaitu daun jagung, daun padi, dan daun pinang yang memiliki bentuk seperti pita yang memanjang. Biasanya yang memiliki bentuk daun ini adalah jenis tumbuhan monokotil.
2)      Bukan pita, seperti pengamatan yang dilakukan pada nampan 1, yaitu tumbuhan yang tergolong jenis tumbuhan dikotil. Dalam hal ini, tumbuhan kacang tanah, kedelai, dan rambutan yang memiliki bentuk daun membulat, dan daun memanjang.
Sedangkan untuk pertulangan daun, melihat arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, dapat kita bedakan beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunn tulangnya dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
1)      Daun bertulang menyirip (peninervis)
Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun. dari ibu tulang ini ke samping luar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mirip dengan sirip-sirip pada ikan. Daun dengan susunan yang demikian ini pada umumnya kita dapati pada tumbuhan berbiji belah dua (Dicotyledoneae). Misalnya pada pengamatan nampan 1, contohnya : rambutan, kacang tanah, kedelai, dan gambas.


2)      Daun bertulang menjari (palminervis)
Dari ujung tangkai daun, keluar beberapa tulang yang memancar seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini pada umumnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang kesamping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang ini pada umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji belah (Dicotyledonae). Misalnya pada: rambutan, kacang tanah dan kedelai.
3)      Daun bertulang melengkung (cervinervis)
Daun memiliki beberapa tulang yang besar, satu di tengah yaitu yang paling besar, sedangkan lainnya mengikuti jalannya tepi daun. semua tulang daun tersebut memancar kembali menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun. daun dengan susunan tulang yang demikian ini umumnya terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal. Misalnya: jagung, padi, anggrek, dan kelapa.
4)      Daun bertulang sejajar (rectinervis)
biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau bangun pita yang mempunyai satu tulang di tengah yang membesar dan membujur sedangkan tulang-tulang lainnya jelas lebih kecil dan Nampak semua mempunyai arah yang sejajar. Karena daun sempit dan panjang tulang-tulang tadi tidak keliatan melengkung, tetapi lurus dan sejajar satu sama lain. Susunan tulang daun yang demikian umumnya terdapat pada tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae), misalnya semua jenis rerumputan seperti jagung, dan padi.
  1. Kepingan biji
Kepingan biji pada tumbuhan monokotil biasanya berkeping satu dan biasanya tumbuhan ini tipe perkecambahan Hipogeal yaitu perkecambahan yang kotiledonnya pada saat berkecambah atau tumbuh masih tertinggal di tanah. Sedangkan pada dikotil biasanya bijinya  berkeping dua dan termasuk tumbuhan dengan tipe perkecambahan epigeal dimana pada saat berkecambah kotiledonnya ikut terangkat. Contoh dari perkecambahan epigeal yaitu kedelai, kacang tanah, rambutan. Sedangkan pada tipe perkecambahan hypogeal contohnya padi, pisang, kelapa,  dan jagung.
  1. Perhiasan bunga (Periantium)
            Bagian bunga yang merupaakn penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran denagn tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi, bagian-bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
a. kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisah-pisah.
b. tajuk bunga atau mehkota bunga (corolla), merupakan bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam biasanya tidak berwarna hijau lagi. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atu tidak.
            Biasanya jumlah perhiasan bunga pada tumbuhan monokotil 3 atau kelipatannya. Misalnya pada tumbuhan jagung, kelapa, dan padi. Dan jumlah perhiasan bunga pada tanaman dikotil 4,5 atau kelipatannya.  Misalnya pada kacang tanah (terdapat 5 perhiasan bunga), kedelai (terdapat 5 perhiasan bunga), rambutan dan gambas.
  1. Ciri anatomis daun, batang, dan akar
Daun merupakan organ penting untuk untuk proses fotosintesis, dan pada epidermis bawah terdapat stomata atau mulut daun. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil daun terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
  1. Epidermis, yaitu lapisan atas dan bawah permukaan daun. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada epidermis atas biasanya terdapat lapisan kutikula, lapisan ini berfungsi untuk mencegah penguapan air yang berlebihan, terutama pada siang hari. Pada epidermis bawah terdapat stomata atau mulut daun, yang berguna dalam proses respirasi tumbuhan tersebut.
  2. Parenkima, yaitu jaringan yang terdapat banyak klorofil untuk kegiatan fotosintesis, terutama pada parenkim palisade. Sedangkan pada parenkima spons atu bunga karang terdapat ruang antar sel sehingga dapat berfungsi sebagai penampung CO2 untuk bahan fotosintesis.
  3. Jaringan pengangkut, yaitu terdiri atas xylem dan floem yang terletak di dalam tulang daun. Xylem atau pembuluh kayu berfungsi mengangkut bahan mineral dan air dari akar sampai daun. Sedangkan floem atau pembuluh tapis berfungsi mengangkut bahan-bahan dari daun ke bagian organ lainnya.
Perbedaan anatomis pada daun monokotil dan dikotil terletak pada system jaringan dasar pada. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil.
Secara antomis batang monokotil dan dikotil cukup jauh berbeda terutama pada jaringan pengangkut. Pada batang dikotil memiliki kambium sehingga memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder, kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem, dan untuk batang dikotil memiliki ikatan pembuluh angkut dan anatomi batang tua dan batang muda berbeda yaitu di temukannya empelur pada batang muda dan sebaliknya pada batang tua. Selain itu, memiliki endodermis dan perisikel, berikatan pembuluh kolateral terbuka terkadang bikolateral, dan berkas pembuluh teratur dalam lingkaran, dengan xylem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar dia antaranya terdapat kambium. Dalam hal ini misalnya pada pengamatan mikroskopis yang dilakukan dari tumbuhan yang ada di nampan 1 yaitu pada penampang melintang batang kacang tanah.
Sedangkan pada batang monokotil tidak memiliki kambium, sehingga pada batang hanya terdapat jaringan-jaringan primer saja, dan setelah batang mencapai ukuran tertentu, batang tidak dapat bertambah besar lagi. Pada penampang lintang batang endodermis tidak tamapak dengan nyata, berkas-berkas pembuluh pengangkutannya bersifat kolateral tertutup dan tampak berserakan, biasanya dari pinggir ke tengah semakin jarang. Silinder pusat seperti pada Monocotyledoneae dengan berkas-berkas pembuluh pengankutan yang berserakan itu disebut ataktostele. Dalam hal ini seperti pada pengamatan yang telah dilakukan dari tumbuhan nampan 2 yaitu pada penampang lintang batang padi dan pinang.
Berikut gambar hasil pengamatan mikroskopis pada penampang lintang batang dikotil (kacang tanah) dan penampang lintang batang monokotil (batang padi).




            Menurut literatur gambar penampang melintang batang dikotil dan monokotil adalah sebagai berikut:
            Kemudian untuk struktur anatomis akar pada dikotil bersifat radial berkas pengangkutannya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan menebal. Berkas pengangkut pada akar dikotil tampak tersusun beraturan. Pembuluh xylem terletak pada bagian dalam dan floem terletak pada bagian luar, diantaranya dibatasi lapisan kambium (perikambium). Pada pengamatan yang telah dilakukan misalnya dari tumbuhan yang ada pada nampan 1 yaitu penampang melintang akar rambutan.
            Sedangkan struktur anatomis akar monokotil terdiri atas jaringan-jaringan primer saja dengan silinder pusat yang tergolong aktinostele dan endodermis yang pada penampang lintang jelas dapat dibedakan sel-sel yang menebal dan tidak dapat dilalui air serta zat-zat makanan yang terlrut di dalamnya dengan sel-sel yang biasanya berhadapan dengan suatu berkas pembuluh kayu yang dindingnya tidak menebal dan merupakan pintu masuknya air dari bagian luar akar ke dalam berkas-berkas pembuluh pengangkutan. Karena tidak adanya kambium, akar tidak bertambah besar, tidak ada pembentukan jaringan baru sehingga tetap mempunyai struktur primer. Seperti pada pengamatan yang telah dilakukan dari tumbuhan yang ada di nampan 2 yaitu pada penampang lintang akar pinang.
Berikut gambar hasil pengamatan mikroskopis pada penampang lintang akar dikotil (rambutan) dan penampang lintang akar monokotil (akar pinang).



Menurut literature gambar penampang melintang akar monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut:

Gambar: penampang melintang akar monokotil








BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap beragai tumbuhan monokotil dan dikotil, maka dapat disimpulkan bahwa:
  1. Tumbuhan yang ada pada nampan 1 antara lain tumbuhan kacang tanah, rambutan, kedelai, dan gambas merupakan jenis tumbuhan dikotil.
  2. Tumbuhan yang ada pada nampan 2 antara lain tumbuhan padi, jagung, kelapa, pinang, pisang, dan anggrek merupakan jenis tumbuhan monokotil.
  3. Secara umum ciri-ciri yang dapat membedakan antara tumbuhan dikotil dan monokotil adalah:

Dicotyledoneae
Moncotyledoneae
Akar
Berakar tunggang
Berakar serabut
Batang
berkambium
Tidak berkambium
Tulang daun
Biasanya menjari atau menyirip
Biasanya sejjar atau melengkung
Keping biji
Mempunyai lembaga dengan 2 daun lembaga
Mempunyai lembaga dengan 1 daun lembaga
Bunga
Jumlah bagian-bagian bunga kelipatan 4/5
Jumlah bagian-bagian bunga kelipatan 3
Berkas pembuluh
Memiliki pembuluh xylem dan floem yang tersusun dalam lingkaran
Memiliki pembuluh xylem dan floem yang tersusun menyebar


JAWABAN PERTANYAAN:
  1. Ciri utama dari tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu terletak pada keping bijinya. Keping biji tumbuhan dikotil mempunyai lembaga dengan 2 daun lembaga (berbiji belah), sedangkan tumbuhan monokotil mempunyai lembaga dengan 1 daun lembaga (berbiji tunggal).
  2. Cirri penyerta yang menjadi pembeda antara tumbuhan monokoti dan dikotil yaitu pada sisitem perakaran, pertulangan daun, morfologis batang, jumlah perhiasan bunga, dan struktur anatomis organnya (berkas pengangkutan).

Dicotyledoneae
Moncotyledoneae
Akar
Berakar tunggang
Berakar serabut
Batang
berkambium
Tidak berkambium
Tulang daun
Biasanya menjari atau menyirip
Biasanya sejjar atau melengkung
Bunga
Jumlah bagian-bagian bunga kelipatan 4/5
Jumlah bagian-bagian bunga kelipatan 3
Berkas pembuluh
Memiliki pembuluh xylem dan floem yang tersusun dalam lingkaran
Memiliki pembuluh xylem dan floem yang tersusun menyebar

  1. Kesimpulan dari hasil pengamatan pada berbagi tumbuhan monokotil dan dikotil adalah,
    • Tumbuhan yang ada pada nampan 1 antara lain tumbuhan kacang tanah, rambutan, kedelai, dan gambas merupakan jenis tumbuhan dikotil.
    • Tumbuhan yang ada pada nampan 2 antara lain tumbuhan padi, jagung, kelapa, pinang, pisang, dan anggrek merupakan jenis tumbuhan monokotil.


DAFTAR PUSTAKA
Sutrian,yayan.1992.Pengantar anatomi tumbuh tumbuhan tentang sel dan jaringan.Jakarta:PT RINEKA CIPTA.
Tjitrosoepoemo, gembong.1994.Morfologi tumbuhan.Yogyakarta:Gajah mada University press.   
Tjitrosoepoemo, gembong.2007.Taksonomi tumbuhan (spermatophyta).Yogyakarta:Gajah mada University press
http://soearga.wordpress.com diakses pada tanggal 17 Maret 2010
http://kelas8spinsa.wordpress.com diakses pada tanggal 17 Maret 2010

1 komentar: